Jakarta –
Radar Pos
Wakil Ketua MPR Hajriyanto
Y Thohari mengatakan tidak penting
presiden Indonesia mendatang berasal dari golongan tua atau muda. Menurutnya,
yang jauh lebih penting dan mendesak bagi rakyat adalah hadirnya tokoh yang
otentik dan bersih (dan membersihkan).
"Saya tidak yakin hasil
survey INSIS yang menyimpulkan bahwa rakyat Indonesia menghendaki Capres muda
dalam Pilpres 2014. Sangat meyakinkan bahwa bagi rakyat tidak relevan dikotomi
tokoh muda dan tua dalam Pilpres 2014," kata Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y
Thohari di Jakarta, Rabu (15/1).
Sebelumnya
hasil survei INSIS menyimpulkan bahwa rakyat Indonesia menghendaki Capres muda
dalam Pilpres 2014. "Capres tua atau capres muda tidak ada bedanya alias
--setali tiga uang-- saja kalau dua-duanya tidak bersih dari korupsi,"
kata Hajriyanto.
Menurut Hajriyanto, Presiden
yang bersih saja belum tentu bisa membersihkan negara ini dari korupsi, apalagi
Presiden yang tidak bersih. Beliau menegaskan Indonesia ke depan membutuhkan
tokoh yang "bersih dan membersihkan" untuk menjadi Presiden RI, tak
peduli apakah dia berusia tua atau muda. "Untuk apa tokoh muda kalau
faktanya belepotan dengan korupsi dan suap ?," kata Hajriyanto.
Hajriyanto mengakui akan senang jika muncul tokoh muda
dalam Pilpres 2014. Menurutnya bukan faktor mudanya, yang utama tetapi
bersihnya. "Kalau ada tokoh muda yang bersih dan membersihkan, ibarat air
mutlak yaitu air suci yang mensucikan, tentu itu sangat ideal. Tetapi kalau dia
tokoh muda tetapi indikasi koruptifnya begitu kuat, ya untuk apa kita punya
presiden muda tetapi korup ?," kata Hajriyanto. Dalam pandangannya,
korupsilah yang menjadi tantangan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia
sekarang ini. Karena itulah, tokoh yang bersih dan membersihkanlah yang jauh
diperlukan oleh bangsa ini. “Presiden Tua atau Presiden muda itu sekunder atau
malah tersier saja, yang primer adalah Presiden yang bersih dan membersihkan”
imbuhnya. (Team)
0 komentar:
Posting Komentar